Edit Template

60 Persen Penyakit Masyarakat Indonesia Disebabkan oleh Polusi Udara

60 Persen Penyakit Masyarakat Indonesia Disebabkan oleh Polusi Udara

Polusi udara, terutama dari emisi kendaraan, merupakan sumber penyakit yang signifikan saat ini. Di Jakarta, Indonesia, penyakit yang berhubungan dengan emisi kendaraan dan polusi udara, termasuk infeksi saluran pernapasan akut, asma bronkial, bronkitis, serta iritasi mata dan kulit, dilaporkan terjadi pada 63% dari total kunjungan ke pusat-pusat layanan kesehatan.  

  

Budi Haryanto, peneliti dari Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, telah melakukan banyak penelitian tentang masalah ini. Dalam salah satu penelitiannya, ia menyatakan:  

  

“Polusi udara di Jakarta merupakan faktor risiko tinggi untuk penyakit pernapasan akut pada anak-anak.”   

  

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh polusi udara terhadap penyakit pernapasan pada anak-anak sekolah dasar di Jakarta. Temuannya menunjukkan bahwa pemantauan kualitas udara yang lebih baik, kualitas bensin yang lebih baik, pengurangan kemacetan lalu lintas, dan promosi transportasi umum yang lebih baik serta energi hijau dapat secara signifikan mengurangi risiko kesehatan yang terkait dengan polusi udara.  

  

Selain perannya sebagai peneliti, Budi Haryanto juga menjabat sebagai Kepala Pusat Penelitian Perubahan Iklim Universitas Indonesia (RCCC-UI). Dalam kapasitasnya ini, ia juga telah berbicara tentang dampak polusi terhadap kesehatan fisik dan mental dalam jangka panjang dan jangka pendek. Beliau menyatakan bahwa sekitar 60% penyakit yang diderita manusia pada umumnya berasal dari paparan polusi udara.   

  

“Bandingkan dengan penyakit yang disebabkan oleh konsumsi melalui mulut. Itu hanya sekitar 15% saja”   

Dalam perbincangan dengan Katadata Green di Lab Multidisiplin UI, ia menyebutkan bahwa dalam jangka pendek, batuk, flu, dan radang tenggorokan merupakan penyakit yang umum diderita oleh orang yang terpapar polusi udara. Sementara itu, penyakit jangka panjang berpotensi menjadi lebih kronis.  

  

Dalam penelitian lain, Haryanto menyebutkan bahwa polusi udara, termasuk Particulate Matter (PM) 2.5, merupakan salah satu kontributor utama kematian akibat COVID-19 di seluruh dunia. Studi tersebut menemukan bahwa paparan jangka panjang terhadap PM 2.5 menunjukkan korelasi positif dengan kematian COVID-19, yang menunjukkan bahwa kematian COVID-19 lebih dipengaruhi oleh paparan PM 2.5 dalam jangka waktu lama daripada paparan jangka pendek saja.  

Temuan ini menyoroti peran penting polusi udara dalam menyebabkan penyakit dan kebutuhan mendesak akan tindakan untuk meningkatkan kualitas udara.  

Perlunya Segera Mengatasi Polusi di Tangerang Selatan

Pada tahun 2024, Tangerang Selatan telah diidentifikasi sebagai kota paling tercemar di Indonesia menurut perusahaan teknologi kualitas udara Swiss yang menyediakan data polusi udara secara real-time dan solusi untuk memantau kualitas udara, IQAIR. Situasi yang mengkhawatirkan ini sebagian besar disebabkan oleh emisi industri, lalu lintas yang padat, dan pembakaran sampah. Faktor-faktor ini telah berkontribusi pada tingginya tingkat partikulat PM 2.5, yang menyebabkan masalah kesehatan yang parah seperti infeksi saluran pernapasan, penyakit kardiovaskular, dan penyakit kronis lainnya 

Polusi udara adalah salah satu risiko lingkungan terbesar bagi kesehatan. Dengan mengurangi tingkat polusi udara, negara-negara dapat mengurangi beban penyakit akibat stroke, penyakit jantung, kanker paru-paru, dan penyakit pernapasan kronis dan akut, termasuk asma. Pada tahun 2019, 99% populasi dunia tinggal di tempat-tempat yang tidak memenuhi standar pedoman kualitas udara WHO. Efek gabungan dari polusi udara ambien dan polusi udara rumah tangga dikaitkan dengan 6,7 juta kematian dini setiap tahunnya. Polusi udara ambien (luar ruangan) saja diperkirakan telah menyebabkan 4,2 juta kematian dini di seluruh dunia pada tahun 2019, dengan 89% kematian dini ini terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, terutama di Wilayah Asia Tenggara dan Pasifik Barat WHO. Kebijakan dan investasi yang mendukung transportasi yang lebih bersih, rumah hemat energi, pembangkit listrik, industri, dan pengelolaan limbah kota yang lebih baik akan mengurangi sumber utama polusi udara di luar ruangan. Akses terhadap energi rumah tangga yang bersih juga akan sangat mengurangi polusi udara ambien di beberapa wilayah.  

Konsekuensi Jika Tidak Segera Mengambil Tindakan

Jika tindakan segera tidak dilakukan, konsekuensinya akan mengerikan. Tingkat polusi yang meningkat akan terus menurunkan kualitas udara, memperburuk masalah kesehatan dan mengurangi kualitas hidup penduduk. Paparan jangka panjang terhadap polutan seperti PM2.5 telah dikaitkan dengan tingkat kematian yang lebih tinggi, seperti yang terlihat selama pandemi COVID-19, di mana paparan polusi udara dalam waktu lama memperburuk hasil bagi mereka yang terinfeksi. Dampak ekonomi juga akan signifikan, dengan meningkatnya biaya perawatan kesehatan dan penurunan produktivitas karena sakit 

Mendidik Generasi Masa Depan

Untuk mengatasi krisis ini, sangat penting untuk mengedukasi generasi masa depan dan kaum muda tentang pentingnya menjaga iklim kita.Hal ini dapat dicapai melalui inisiatif yang mendorong pemahaman dan perilaku proaktif seperti daur ulang, mengurangi penggunaan kendaraan, dan mendukung alternatif energi bersih. Pendidikan perlu disampaikan melalui metode pembelajaran yang efektif yang menanamkan kesadaran bawah sadar dan kepedulian yang mendalam terhadap lingkungan di benak anak muda 

Peran Gamifikasi dalam Pendidikan Lingkungan

Salah satu metode yang efektif untuk mencapai hal ini adalah melalui gamifikasi. Pembelajaran gamifikasi, yang dirancang oleh para ahli pengembangan game seperti Level Up powered by Agate, menawarkan cara yang berdampak besar untuk mengedukasi generasi muda.Sebagai contoh, Level Up powered by Agate telah berkolaborasi dengan CIFOR untuk menciptakan Landscape Game, sebuah permainan papan daring yang mengedukasi para pemainnya mengenai penangkapan, penyimpanan, dan konservasi lingkungan.Permainan ini mensimulasikan skenario dunia nyata, memungkinkan pemain untuk mengelola bentang alam secara berkelanjutan sembari menyeimbangkan tujuan ekonomi dan lingkungan.  

  

Permainan ini menggabungkan elemen-elemen dari permainan strategi populer dan menyediakan platform di mana para pemain dapat mengambil peran sebagai pembuat kebijakan, konservasionis, dan pengelola lahan.Dengan menavigasi berbagai ekosistem dan membuat keputusan strategis, pemain belajar tentang dampak penggunaan lahan dan pentingnya praktik-praktik berkelanjutan.   

  

Kesimpulan

Mengatasi krisis polusi di Indonesia membutuhkan tindakan segera dan solusi yang inovatif. Dengan mengedukasi generasi masa depan melalui metode yang menarik seperti gamifikasi, kita dapat menumbuhkan budaya tanggung jawab terhadap lingkungan yang akan membantu mengurangi polusi serta melindungi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.Kita harus mengambil langkah-langkah ini sekarang juga untuk mengamankan masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan 

Jika Anda tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang gamifikasi dan bagaimana gamifikasi dapat bermanfaat bagi Anda atau organisasi Anda

lihat halaman layanan gamifikasi kami dan hubungi kami hari ini. Kami siap membantu Anda menciptakan pengalaman gamifikasi yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi Anda. 

All company names, brand names, trademarks, logos, illustrations, videos and any other intellectual property (Intellectual Property) published on this website are the property of their respective owners. Any non-authorized usage of Intellectual Property is strictly prohibited and any violation will be prosecuted under the law.

© 2023 Agate. All rights reserved.
Edit Template