Edit Template

Game Sebagai Tempat yang Aman Untuk Belajar

Game Sebagai Tempat yang Aman Untuk Belajar

Dalam konteks pendidikan tradisional, kegagalan sering kali dianggap sebagai hal yang harus dihindari. Kegagalan dapat memicu stres, kecemasan, dan bahkan menurunkan motivasi belajar. Namun, dalam dunia game, kegagalan adalah bagian yang justru mendorong pertumbuhan dan pengembangan keterampilan. Artikel ini akan membahas bagaimana game dapat menjadi ruang aman untuk mengalami kegagalan dan mengapa pendekatan ini menawarkan manfaat signifikan dalam pembelajaran dan pengembangan pribadi, terutama dalam mengajarkan anak bahwa “salah itu tidak masalah.” 

Kegagalan dalam Game: Paradoks yang Produktif

Menurut penelitian yang dilakukan oleh F. Eamonn Powers dan Robert L. Moore dalam artikel berjudul “When Failure Is an Option: a Scoping Review of Failure States in Game-Based Learning,” kegagalan dalam game tidak hanya tak terhindarkan, tetapi juga esensial untuk mencapai hasil belajar yang efektif. Kegagalan dalam game sering kali dirancang sebagai bagian dari mekanisme pembelajaran yang mendorong peserta untuk mengambil risiko, bereksperimen, dan berkreasi. 

Dalam game, kegagalan memberikan ruang bagi pemain untuk belajar dari kesalahan mereka tanpa konsekuensi jangka panjang. Hal ini memungkinkan pembelajar untuk mencoba berbagai strategi hingga mereka menemukan solusi yang tepat. Konsep “unit of failure” yang diperkenalkan oleh Powers dan Moore menunjukkan pentingnya kegagalan sebagai alat yang mendukung pembelajaran mendalam dan bermakna. 

Game sebagai Ruang Aman untuk Kegagalan

Kegagalan dalam game sering kali tidak dianggap sebagai hasil negatif, melainkan sebagai langkah menuju kesuksesan. Penelitian yang dipublikasikan dalam International Journal of Human-Computer Studies oleh Natalia Hefkaluk dan timnya menemukan bahwa pemain yang menikmati game menantang seperti Celeste cenderung memahami dan menghadapi kegagalan dengan lebih baik. Mereka menunjukkan ketekunan luar biasa setelah mengalami kegagalan, melihatnya sebagai bagian dari proses belajar dan menggunakan desain game untuk memfasilitasi ketangguhan mereka. 

Dalam game seperti Celeste, kegagalan sering dilihat sebagai peluang untuk belajar dan mengembangkan keterampilan baru, yang pada akhirnya meningkatkan ketahanan pemain terhadap tantangan, baik di dalam game maupun dalam kehidupan nyata. 

Belajar Melalui Kegagalan: Teori dan Praktik

Pendekatan belajar melalui kegagalan dalam game didukung oleh berbagai teori pendidikan yang mengakui pentingnya kegagalan dalam proses pembelajaran. Salah satu teori tersebut adalah “productive failure” yang dikemukakan oleh Manu Kapur. Teori ini menyatakan bahwa pembelajar yang diberi kesempatan untuk berjuang melalui masalah kompleks tanpa bimbingan langsung cenderung mengembangkan pemahaman yang lebih dalam setelah berhasil mengatasi tantangan. 

Penelitian oleh Craig G. Anderson dan timnya yang dipublikasikan dalam Thinking Skills and Creativity menunjukkan bahwa tingkat kegagalan yang lebih tinggi sebelum mencapai kesuksesan pertama dalam game pendidikan Virulent berhubungan dengan peningkatan pembelajaran yang lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa kegagalan tidak hanya memperdalam pemahaman pembelajar terhadap materi, tetapi juga memfasilitasi diskusi kolaboratif yang memperkuat pembelajaran. 

Menghadapi Kegagalan dengan Ketahanan dan Ketekunan

Tidak semua pemain bereaksi terhadap kegagalan dengan cara yang sama. Beberapa pemain menikmati tantangan dan terus mencoba meskipun sering gagal, sementara yang lain mungkin merasa frustrasi dan akhirnya menyerah. Variasi dalam reaksi ini dapat dijelaskan melalui konsep growth mindset dan fixed mindset yang diperkenalkan oleh Carol Dweck. 

Pemain dengan growth mindset cenderung melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang. Mereka lebih mungkin bertahan dalam menghadapi kesulitan karena mereka menghargai proses belajar itu sendiri. Di sisi lain, pemain dengan fixed mindset mungkin melihat kegagalan sebagai tanda ketidakmampuan bawaan, yang dapat menyebabkan kecemasan dan menghindari tantangan lebih lanjut. 

Studi Hefkaluk et al. menunjukkan bahwa pemain yang menikmati game menantang biasanya memiliki growth mindset, yang memungkinkan mereka melihat kegagalan sebagai bagian penting dari proses pembelajaran dan pengembangan keterampilan. Ketekunan yang mereka tunjukkan dalam game mencerminkan ketangguhan mental yang dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan. 

Desain Game yang Mendorong Pembelajaran Melalui Kegagalan

Desain game memainkan peran penting dalam bagaimana kegagalan dipersepsikan dan dipahami oleh pemain. Misalnya, dalam game Celeste, desain yang memungkinkan pemain untuk langsung mencoba lagi setelah kegagalan menciptakan lingkungan yang mendukung ketekunan dan pembelajaran berkelanjutan. Efek ini diperkuat oleh elemen seperti musik yang memotivasi, visual yang menarik, dan narasi yang menginspirasi. 

Pendekatan desain ini sejalan dengan prinsip-prinsip yang diusulkan oleh Kapur dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendorong productive failure. Lingkungan ini, yang “menantang tetapi tidak membuat frustrasi,” memungkinkan pemain untuk belajar dari kesalahan mereka dalam suasana yang aman dan mendukung, sehingga meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka. 

Selain itu, game seperti Virulent menunjukkan bagaimana kegagalan dalam game dapat secara langsung terkait dengan tujuan pembelajaran. Dengan mengintegrasikan kegagalan ke dalam mekanika game, pemain dapat mengalami konsep pembelajaran secara langsung melalui tindakan mereka dalam game, yang memperdalam pemahaman dan memfasilitasi transfer pembelajaran ke konteks non-game. 

Kegagalan dalam Game: Aplikasi dalam Kehidupan Nyata

Meskipun kegagalan dalam game terasa aman dan bebas dari konsekuensi signifikan, pelajaran yang didapat dari pengalaman ini dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Ketekunan yang dibangun melalui kegagalan dalam game dapat memperkuat ketahanan dalam menghadapi tantangan dunia nyata. Pemain belajar untuk tetap tenang, berpikir analitis, dan mencoba lagi setelah gagal—keterampilan yang sangat berharga dalam situasi yang lebih serius. 

Penelitian oleh Hefkaluk et al. menekankan bahwa meskipun ketekunan dalam game mungkin tidak selalu cocok dengan tantangan yang dihadapi dalam kehidupan nyata, strategi yang digunakan pemain untuk mengatasi kegagalan dalam game dapat diterapkan secara efektif dalam konteks yang lebih luas. 

Kesimpulan

Game menawarkan ruang aman dan mendukung untuk mengalami kegagalan, yang sangat berbeda dari lingkungan pendidikan tradisional. Dengan mendesain game yang memungkinkan pemain untuk belajar dari kesalahan mereka tanpa takut akan konsekuensi yang berat, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendorong pembelajaran yang lebih dalam dan keterampilan yang lebih kuat. Dalam dunia yang sering kali menuntut kesempurnaan, game menunjukkan bahwa kegagalan bukan hanya bagian dari proses belajar, tetapi juga bagian yang vital dan produktif. 

Dengan memahami dan merangkul kegagalan sebagai bagian dari proses belajar, baik dalam game maupun kehidupan nyata, kita dapat mengembangkan ketahanan yang lebih kuat dan keterampilan yang lebih baik untuk menghadapi tantangan yang lebih besar di masa depan. 

Referensi

  1. Powers, F. E., & Moore, R. L. (2021). When Failure Is an Option: a Scoping Review of Failure States in Game-Based Learning. TechTrends. https://doi.org/10.1007/s11528-021-00606-8  
  2. Hefkaluk, N., Linehan, C., & Trace, A. (2024). Fail, fail again, fail better: How players who enjoy challenging games persist after failure in “Celeste”. International Journal of Human-Computer Studies, 183, 103199. https://doi.org/10.1016/j.ijhcs.2023.103199  
  3. Kapur, M. (2015). Productive Failure in Learning. Educational Psychologist, 50(1), 42-55. https://doi.org/10.1080/00461520.2014.928598  
  4. Anderson, C. G., Dalsen, J., Kumar, V., & Berland, M. (2018). Failing up: How Failure in a Game Environment Promotes Learning Through Discourse. Thinking Skills and Creativity, 30(6), 6-13. https://doi.org/10.1016/j.tsc.2018.03.002 

Jika Anda tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang gamifikasi dan bagaimana gamifikasi dapat bermanfaat bagi Anda atau organisasi Anda

lihat halaman layanan gamifikasi kami dan hubungi kami hari ini. Kami siap membantu Anda menciptakan pengalaman gamifikasi yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi Anda. 

All company names, brand names, trademarks, logos, illustrations, videos and any other intellectual property (Intellectual Property) published on this website are the property of their respective owners. Any non-authorized usage of Intellectual Property is strictly prohibited and any violation will be prosecuted under the law.

© 2023 Agate. All rights reserved.
Edit Template